Vaksin Covid - 19
Pandemi Covid-19 menimbulkan status kedaruratan di Indonesia. Melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020, Indonesia telah mengumumkan status kedaruratan kesehatan. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka mengatasi dampak pandemi Covid-19. Salah satunya adalah upaya vaksinasi. Namun, di masyarakat timbul pro kontra terkait vaksinasi tersebut. Sejumlah kalangan masyarakat menolak untuk divaksin. Pada tahap awal, vaksinasi Covid-19 sudah berhasil diberikan kepada seluruh tenaga kesahatan, asisten tenaga kesehatan, dan mahasiswa yang menjalankan pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan. Vaksin tahap kedua juga sudah diberikan kepada lansia, pekerja sektor esensial, dan guru.
Pemerataan vaksinasi hingga saat ini dilanjutkan untuk masyarakat umum dan terus berjalan hingga berhasil menjangkau seluruh warga negara Indonesia dan warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Harapannya dengan upaya pemerataan vaksinasi ini, Indonesia dapat segera bangkit dan terbebas dari penyebaran virus Covid-19. Indonesia menggunakan 6 jenis vaksin yang diproduksi oleh perusahaan lokal maupun internasional melalui berbagai kerja sama. Pelaksanaan vaksinasi hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin edar atau persetujuan pengguna pada masa darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa jenis vaksin di antaranya terbaik melawan varian baru virus Corona seperti varian Alpha hingga varian Delta. Jika dilihat dari efikasi vaksin COVID-19, efek samping, dan efektivitas dalam melawan varian baru virus Corona, adakah urutan vaksin COVID-19 terbaik? Berikut beberapa perbandingannya jenis vaksin di Indonesia :
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac yang diproduksi di China merupakan vaksin COVID-19 pertama yang digunakan di Indonesia. Menurut hasil uji klinis Bandung, angka efektifnya mencapai 63,5%.
Namun, antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi baru-baru ini menurun setelah 6 bulan, dan efektivitasnya juga menurun. Vaksin Sinovac telah memperoleh izin BPOM selama 12 tahun ke atas, dan efek samping vaksin sinovac relatif ringan. Ini adalah daftarnya.
– Platform : Virus dimatikan
– Jumlah dosis : 2 x (0,5 ml/dosis)
– Jeda pemberian dosis : 28 hari
Efek Samping Vaksin Sinovac :
- Efek Local : Nyeri pada are suntik, iritasi dan pembengkakan
- Efek Sistemik : Mengalami deman, kelelahan dan nyeri otot
Efikasi vaksin Sinovac :
- Hasil uji klinis awal di Bandung : 65,3%, setelah 6 bulan : sekitar 50%
Kemampuan dalam melawan varian baru virus corona :
- Virus varian Delta : 50,9%
- Virus Gamma : 75%
Vaksin Sinopharm
Vaksin Sinopharm dibuat dengan metode virus yang dimatikan (inactivated vaccine), serupa dengan vaksin Sinovac. Efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78,02 persen dan dapat digunakan untuk usia 18 tahun ke atas.
– Platform : Virus dimatikan
– Jumlah dosis : 2 x (0,5 ml/dosis)
– Jeda pemberian dosis : 21 hari
Efek samping vaksin sinopharm :
Efek Local : Muncul kemerahan, Muncul rasa sakit dan Pembengkakan pada area yang sudah disuntik
Efek Sistemik : Mengalami Sakit kepala, Mengalami diare, Batuk dan Nyeri Otot
Kemampuan dalam melawan virus varian delta : 70%
Vaksin Astrazeneca
Pemberian vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia.
– Platform : Viral vector
– Jumlah dosis : 2 x (0,5 ml/dosis)
– Jeda pemberian dosis : 4-12 minggu
Efek samping vaksin Astra Zeneca :
- Efek Local : Nyeri area suntikan, Iritasi dan Pembengkakan
- Efek Sistemik : Demam, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, muntah atau diare,radang tenggorokan dan Pilek atau batuk
- Efikasi Vaksin Atrazeneca : 74 persen setelah 5-6 bulan pemberian dosis kedua
Kemampuan dalam melawan varian baru virus Corona :
- Varian Alpha: 86 persen
- Varian Beta: 10,4 persen
- Varian Delta: 92 persen mencegah pasien rawat inap
Vaksin Moderna
Vaksin moderna merupakan vaksin pertama dari pengembangan berbasis mRNA yang memperoleh EUA dari Badan POM. Vaksin moderna digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
– Platform : mRNA
– Jumlah dosis : 2 x (0,5 ml/dosis)
– Jeda pemberian dosis : 28 hari
Efek samping vaksin Moderna :
- Efek Local : Nyeri area suntikan
- Efek Sistemik : Kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil
Efikasi vaksin Moderna :
- 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun
- 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas.
Kemampuan dalam melawan varian baru virus Corona :
- Varian Alpha : 98,4 persen
- Varian Delta : 86,7 persen
- Varian MU : 95,5 persen
Vaksin Pfizer
Vaksin ini digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 12 tahun ke atas..
– Platform: RNA-based
– Jumlah dosis : 2 x (0,3 ml/dosis)
– Jeda pemberian dosis : 21-28 hari
Efek samping vaksin Pfizer :
- Efek Local :Sakit di tempat suntikan, bengkak, kemerahan
- Efek Sistemik : Fatigue/lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, diare, nyeri sendi, demam,dan muntah
Efikasi Vaksin Pfizer :
- Di awal uji klinis 95% setelah enam bulan 47%
Kemampuan dalam melawan varian baru virus Delta Cs :
- Varian Alpha: 92% melawan varian Alpha
- Varian Delta: 79% persen melawan varian Delta
Vaksin Johnson & Johnson (J&J)
Vakin Johnson & Johnson sdslsh vaksin untuk 18 tahun ke atas, injeksi intramuskular tunggal 0,5 ml. Vaksin Johnson & Johnson dapat disimpan pada suhu minum 20 derajat Celcius atau 2-8 derajat Celcius. Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan pada platform vektor virus non-replikasi menggunakan vektor adenovirus (Ad26).
– Platform: Non-replicating viral vector
-Jumlah dosis: Dosis tunggal (0,5 ml/dosis)
-Jeda pemberian dosis: –
Efek samping vaksin Johnson & Johnson :
- Efek Local :Sakit di tempat suntikan, bengkak, kemerahan
- Efek Sistemik : Fatigue/lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, diare, nyeri sendi, demam,dan muntah
Kemampuan dalam melawan varian baru virus Delta Cs :
- Varian Beta: 64%
- Varian Delta: 67%